Kamis, 02 Januari 2014

Masalah dan Pengembangan Kewirausahaan diBidang Seni Rupa

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG


1.      Masalah Sumber Daya Alam
            Begitu banyak sumber daya alam yang dapat digunakan untuk bahan memproduksi seni rupa, misalnya seperti bambu, rotan, tanah liat dan masih banyak lagi. Permasalahannya apabila bahan sumber daya alam sebanyak itu tidak dimanfaatkan, kita harapkan mahasiswa dapat mengolah bahan-bahan sumber daya alam yang sangat melimpah tersebut untuk diproduksi menjadi benda produksi seni rupa.
            Jika kita membahas lebih dalam lagi, masih banyak permasalahan sumber daya alam dibidang senirupa contoh nya seperti kawasan hutan, tempat dimana banyak kita dapatkan hasil-hasil hutan yang dapat kita manfaatkan menjadi benda produksi seni rupa. Tapi kawasan hutan di Indonesia saat ini sudah sangat terancam.
            Struktur penguasaan kekayaan sumber daya alam di Indonesia banyak didominasi oleh pengusaha besar dengan kekuatan kapitalnya. Mereka dapat menguasai kawasan hutan, lahan dan pertambangan serta mengeksploitasinya sampai jutaan hektar luasnya dan puluhan tahun masa konsesinya. Sementara masyarakat setempat yang hidupnya mengandalkan sumber daya lahan tersebut secara turun temurun sebelum negara berdiri, nasibnya justru menjadi sengsara. Ketidakadilan distribusi penguasaan sumber daya alam ini sebagai basis konflik sosial yang riil terjadi dalam kehidupan rakyat. Ketimpangan pembangunan yang paling serius justru terjadi pada sub sektor kehutanan, antara pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dengan rakyat. Sehingga rakyat tidak mampu untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah tersebut.



2.      Masalah Skill dan Teknologi
            Sudah banyak produk seni rupa yang diciptakan, tapi kondisinya ada yang sangat bermutu, bermutu, kurang bermutu, tidak bermutu sampai sangat tidak bermutu, semua produk seni rupa yang diciptakan tidak memiliki masalah bahan, hanya saja apabila skill dan teknologi yang digunakan pada produk bermasalah dapat menyebabkan produk tersebut tidak disenangi oleh konsumen, karena tidak memiliki kualitas, dan kelemahan bahan dapat menyebabkan produk menjadi kurang berkualitas.
            Perkembangan teknologi di bidang industri memberikan pengaruh yang luas pada kegiatan produksi di industri. Penggunaan teknologi yang canggih merupakan kebutuhan dalam mencapai produk yang berkualitas, sehingga perawatan terhadap peralatan (instrumen) di industri wajib untuk dilakukan. Salah satu metode perawatan yang diterapkan di industri yang dilakukan adalah dengan mendeteksi dan mendiagnosis kerusakan pada peralatan, sehingga kondisi peralatan dapat terpantau dengan baik. Biasanya kegiatan perawatan pada mesin-mesin berputar (rotating machine) dilakukan dengan menganalisa frekuensi getarannya, sehingga dapat diketahui jenis kerusakannya. Tetapi cara tersebut masih memiliki kelemahan yaitu kurang spesifiknya frekuensi yang didapat untuk setiap jenis kerusakan. Para ahli yang mendesain dan menggunakan system diagnosis biasanya memiliki latar belakang pengalaman dalam menganalisa mesin dinamis dan getaran. Ketika suatu mekanisme berkerja dalam suatu mesin, maka getaran akan terjadi dengan sendirinya. Getaran ini akan mentransmisikan melewati mesin dan akan menciptakan suatu getaran pada permukaan luar mesin, hal ini mengakibatkan mesin tersebut meradiasikan suara.
            Perawatan berbasis kondisi mesin (CBM : Condition Based Maintenance) adalah merupakan metode perawatan dengan memantau kondisi mesin berdasarkan pemantauan beragam obyek ukur pada mesin yang sedang beroperasi tersebut. Salah satu metode perawatan yang termasuk dalam kelompok CBM adalah Predictive Maintenance berbasis pemantauan sinyal getaran. Sesuai dengan namanya, maka pada kegiatan predictive maintenance dilakukan kegiatan analisis dan diagnosis untuk prediksi kapan level getaran pada mesin yang sedang beroperasi akan melewati batas alarm serta informasi kemungkinan adanya cacat pada elemen rotasi yang menjadi sumber getarannya. Pada turbin sering ditemui kasus vibrasi yang melebihi dari batas standart yang telah ditentukan, dan terkadang malah akan menyebabkan unit menjadi trip. Untuk itu harus dicari penyebab kerusakan yang berpotensi menyebabkan tingginya level vibrasi yang dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai amplitudo yang sangat tinggi.




3.      Masalah Sumber Daya Manusia
            Masalah sumberdaya manusia pada bidang seni rupa sangat banyak sekali, ada SDM yang memiliki skill yang sangat tinggi dan ada juga SDM yang tidak memiliki skill. 1-2% penduduk indonesia yang memiliki skill sudah sangat cukup untuk membantu negara lewat usaha dibidang senirupa, sumber daya manusia harus dikembangkan agar bahan sumber daya alam yang melimpah dapat digunakan semaksimal mungkin dan diolah menjadi produk seni rupa, apabila sumber daya manusia yang minim dapat menyebabkan sumberdaya yang melimpah menjadi terbengkalai dan tidak bisa dimanfaatkan.
            Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara.
            Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
            Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.


4.      Masalah Pemasaran
            Masalah pemasaran dan lokasi penjualan yang strategis dan tekhnik penjualan. Apabila ingin mendirikan suatu perusahaan atau ingin membangun sebuah usaha sangat membutuhkan lokasi pemasaran yang strategis.
Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.
            Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain.
            Keputusan lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meski inovasi dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
           













B.   PEMECAHAN MASALAH

1.      Pemecahan Masalah Sumberdaya Alam
            Masalah sumber daya alam dapat dipecahkan dengan menghitung jenis bahan-bahan seni rupa, kemudian jumlah atau volumenya harus diketahui, dan mutunya juga harus diketahui, kita juga harus tahu untuk apa bahan atau sumberdaya alam itu digunakan. Adanya pengumpul baha, pengolah bahan dan pengguna bahan atau pemasaran bahan dapat membantu pemberdayaan sumberdaya alam. Permasalah sumberdaya alam juga dapat diselesaikan dengan teknologi pengolahan bahan-bahan senirupa apabila bahan sudah tersedia dapat membuat usaha-usaha senirupa semakin menumbuh.
 
  
            Dalam memanfaatkan sumber daya alam perlu dipertimbangkan nilai dan prinsip ekoefisiensi (ekonomi efisiensi), artinya dengan tenaga dan biaya untuk mengolah apakah barang tambang layak digali sehingga perlu diperhitungkan biaya penambangan, besarnya volume barang tambang, manfaat barang tambang, dan untung ruginya dalam pertimbangan pengelolaan barang tambang tersebut. Negara kita kaya akan barang tambang. Barang tambang tersebut menyebar di dalam bumi. Meskipun sudah ditemukan tempat-tempat tambang, namun sebenarnya banyak pula tempat yang belum diusahakan.
 
            Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.
 
            Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa.Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
            Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan kulit-kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan produk seni rupa.

2.      Pemecahan Masalah Skill dan Teknologi
            Pemecahan masalah skill dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan untuk mengolah bahan seni rupa yang melimpah, skill dan teori harus dapat dikuasai oleh para produsen seni rupa. Apabila skill tidak ditumbuhkan dapat mengakibatkan bahan-bahan menjadi terbengkalai karena tidak adanya sumber daya manusia yang mampu mengolah bahan-bahan seni rupa yang melimpah. Skill juga dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak atau mendirikan tempat-tempat praktek pengolahan bahan senirupa seperti laboratorium senirupa, galeri senirupa dan lain-lain, agar sumberdaya manusia menjadi tertarik untuk mempelajari bagaimana cara mengolah bahan-bahan senirupa. Skill dapat ditumbuhkan dengan alat atau teknologi yang lengkap dan memadai.

3.      Pemecahan Masalah Sumber Daya Manusia
            Masalah Sumberdaya manusia dapat dipecahkan salah satunya dengan cara mendirikan atau melalui pendidikan dibidang seni rupa, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, ada tahap mengembangkan sumberdaya manusia, yaitu “bersih-bersih, indah-indah, nyeni-nyeni, dan uang-uang”. Untuk pengembangan lokasi dengan membuka pendidikan seni rupa daoat meninggikan jumlah tenaga kerja maupun wirausaha dibidang senirupa. Sumber daya manusia akan tumbuh apabila didorong melalui pendidikan seni rupa. Dengan mengadakan pameran lebih sering juga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan bagi setiap sumberdaya manusia, dan juga memperbanyak galeri seni rupa, dengan mengajarkan sekill kreatif pada setiap sumberdaya manusia dapat memperbanyak jumlah tenaga kerja
.
           
            Pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Di sisi lain Paul (1987) dalam Prijono dan Pranarka (1996) mengatakan bahwa pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan pada kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap ”proses dan hasil-hasil pembangunan.”Sedangkan konsep pemberdayaan menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatif menekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untuk melindungi kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung melalui partisipasi, demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengamatan langsung.
            Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu.
            Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu (Sumodiningrat, Gunawan, 2002); pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
            Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusisosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan demokrasi.
            Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
            Pemberdayaan masyarakat Indonesia merupakan proses intervensi untuk membangkitkan masyarakat Indonesia. Kewirausahaan di bidang industri kreatifsangat potensi untuk memotivasi masyarakat untuk lebih berdaya guna. Kewirausahaan telah banyak dilakukan sebagai salah satu satu strategi atau model dalam pemberdayaan masyarakat.

4.      Pemecahan Masalah Lokasi Pemasaran
            Masalah lokasi pemasaran dapat dipecahkan dengan cara meneliti epadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi pasar usaha yang ingin Anda geluti. Anda bisa menanyakan kepada franchisor kriteria lokasi seperti apa yang tepat untuk usaha tersebut. Berapa total jumlah penduduk atau rumah tangga yang berada dalam wilayah pemasaran Anda? Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat. Karena itu, perlu Anda cermati bagaimana penghasilan penduduk di area pemasaran Anda. Anda perlu mengetahui, berapa rata-rata pendapatan keluarga di area itu? Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual. Berapa income penduduk yang ditargetkan dari usaha Anda? Apakah market setempat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise Anda? Pastikan kita melihat usaha yang berada di lokasi yang akan kita pilih. Kita juga perlu meneliti kompetitor di dekat lokasi yang akan kita pilih. Apakah franchise yang kita pilih mampu bersaing dengan mereka? Ada beberapa tipe tempat yang bisa dipilih untuk usaha Anda seperti mal, sentra usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya. Anda perlu menanyakan, apakah kebanyakan franchisee yang sukses berada di lokasi mal, ruko, pemukiman penduduk, dll. Franchisor harus dapat memberikan informasi mengenai tipe-tipe tempat ini.  Berapa banyak kendaraan yang lalu lalang di lokasi itu per harinya? Apakah orang yang lalu lalang akan dapat melihat signboard Anda? Apakah lokasinya mudah diakses?  Jika lokasi berada di bagian mal, kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Bisa saja lokasi yang jarak tempuhnya sangat jauh menjadi kontra produktif buat karyawan Anda. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat dengan akses kendaraan umum untuk mempermudah karyawan dalam bekerja.  Pertimbangkan juga tingkat kompetisi usaha yang ingin Anda jalankan. Jika di lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis buat Anda. Perlu juga Anda mengenal apa kompetisi yang terdekat dengan usaha Anda?. Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
            Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda yang sedang mencari lokasi usaha.




























C.   KESIMPULAN DAN SARAN

            Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa sumberdaya alam yang melimpah dapat kita manfaatkan sedemikian rupa dengan cara mengolah bahan mentah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Sumber daya manusia dapat kita tingkatkan memalui pendidikan seni rupa baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Masalah skill dapat terselesaikan dengan cara sering melatih sumberdaya manusia dalam mengolah bahan-bahan senirupa yang berlimpah menjadi bahan produksi yang diminati dipasaran. Lokasi pemasaran dapat kita lihat melalui penelitian yang kita lakukan, beberapa diantaranya adalah dengan meneliti jumlah penduduk, pendapatan penduduk, keamanan tempat lokasi pemasaran dan lain-lain.
            Saran saya semoga semua sumber daya alam atau bahan-bahan mentah seni rupa dapat dimanfaatkan oleh sumberdaya manusia agar sumber daya alam yang melimpah tidak terbengkalai, dan semoga pemerintah semakin memperbanyak tempat-tempat pendidikan seni rupa dan lebih sering membuka pameran atau membuka lebih banyak galeri, agar sumber daya manusia semakin banyak dan dapat mengolah bahan-bahan yang melimpah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran.
















PENUTUP
            Dengan selesainya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca dan saya sendiri tentunya sebagai penyusun, semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat menyadarkan kami sebagai mahasiswa agar lebih fokus untuk menjadi seorang wirausaha pada bidang seni rupa tentunya, dan semoga kami sebagai mahasiswa seni rupa dapat mengolah bahan-bahan seni rupa yang sangat melimpah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Ibarat tak ada gading yang tak retak makalah ini juga masih banyak memiliki kekurangan, saya sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar