Jumat, 03 Januari 2014

Outline Dalam Menggambar

Ketika menggambar, apalagi menggunakan pensil, pasti kita membuatoutline terlebih dahulu, dan biasanya kita sering tidak memperdulikan outline yang terlalu tebal. Sayangnya, dalam photorealistic drawing, kehadiran outline ini cukup mengganggu karena dapat mengurangi efek “realistik” lukisan. 

Jadi, sebisa mungkin hindari membuat outline yang terlalu tebal. Jika anda menggambar komik atau ilustrasi mungkin tidak terlalu masalah, tapi dalam melukis realistik dari foto, hal ini bisa dibilang “diharamkan”.Untuk membedakan bidang atau benda, cukup membuat outline tipis atau tidak sama sekali. Biarkan perbedaan value (gelap-terang) yang menuntun mata untuk membedakan benda dalam lukisan anda.
Tak selamanya outline diharamkan sih. Hanya saja hati-hati dalam penggunaannya.

Kamis, 02 Januari 2014

Masalah dan Pengembangan Kewirausahaan diBidang Seni Rupa

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG


1.      Masalah Sumber Daya Alam
            Begitu banyak sumber daya alam yang dapat digunakan untuk bahan memproduksi seni rupa, misalnya seperti bambu, rotan, tanah liat dan masih banyak lagi. Permasalahannya apabila bahan sumber daya alam sebanyak itu tidak dimanfaatkan, kita harapkan mahasiswa dapat mengolah bahan-bahan sumber daya alam yang sangat melimpah tersebut untuk diproduksi menjadi benda produksi seni rupa.
            Jika kita membahas lebih dalam lagi, masih banyak permasalahan sumber daya alam dibidang senirupa contoh nya seperti kawasan hutan, tempat dimana banyak kita dapatkan hasil-hasil hutan yang dapat kita manfaatkan menjadi benda produksi seni rupa. Tapi kawasan hutan di Indonesia saat ini sudah sangat terancam.
            Struktur penguasaan kekayaan sumber daya alam di Indonesia banyak didominasi oleh pengusaha besar dengan kekuatan kapitalnya. Mereka dapat menguasai kawasan hutan, lahan dan pertambangan serta mengeksploitasinya sampai jutaan hektar luasnya dan puluhan tahun masa konsesinya. Sementara masyarakat setempat yang hidupnya mengandalkan sumber daya lahan tersebut secara turun temurun sebelum negara berdiri, nasibnya justru menjadi sengsara. Ketidakadilan distribusi penguasaan sumber daya alam ini sebagai basis konflik sosial yang riil terjadi dalam kehidupan rakyat. Ketimpangan pembangunan yang paling serius justru terjadi pada sub sektor kehutanan, antara pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dengan rakyat. Sehingga rakyat tidak mampu untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah tersebut.



2.      Masalah Skill dan Teknologi
            Sudah banyak produk seni rupa yang diciptakan, tapi kondisinya ada yang sangat bermutu, bermutu, kurang bermutu, tidak bermutu sampai sangat tidak bermutu, semua produk seni rupa yang diciptakan tidak memiliki masalah bahan, hanya saja apabila skill dan teknologi yang digunakan pada produk bermasalah dapat menyebabkan produk tersebut tidak disenangi oleh konsumen, karena tidak memiliki kualitas, dan kelemahan bahan dapat menyebabkan produk menjadi kurang berkualitas.
            Perkembangan teknologi di bidang industri memberikan pengaruh yang luas pada kegiatan produksi di industri. Penggunaan teknologi yang canggih merupakan kebutuhan dalam mencapai produk yang berkualitas, sehingga perawatan terhadap peralatan (instrumen) di industri wajib untuk dilakukan. Salah satu metode perawatan yang diterapkan di industri yang dilakukan adalah dengan mendeteksi dan mendiagnosis kerusakan pada peralatan, sehingga kondisi peralatan dapat terpantau dengan baik. Biasanya kegiatan perawatan pada mesin-mesin berputar (rotating machine) dilakukan dengan menganalisa frekuensi getarannya, sehingga dapat diketahui jenis kerusakannya. Tetapi cara tersebut masih memiliki kelemahan yaitu kurang spesifiknya frekuensi yang didapat untuk setiap jenis kerusakan. Para ahli yang mendesain dan menggunakan system diagnosis biasanya memiliki latar belakang pengalaman dalam menganalisa mesin dinamis dan getaran. Ketika suatu mekanisme berkerja dalam suatu mesin, maka getaran akan terjadi dengan sendirinya. Getaran ini akan mentransmisikan melewati mesin dan akan menciptakan suatu getaran pada permukaan luar mesin, hal ini mengakibatkan mesin tersebut meradiasikan suara.
            Perawatan berbasis kondisi mesin (CBM : Condition Based Maintenance) adalah merupakan metode perawatan dengan memantau kondisi mesin berdasarkan pemantauan beragam obyek ukur pada mesin yang sedang beroperasi tersebut. Salah satu metode perawatan yang termasuk dalam kelompok CBM adalah Predictive Maintenance berbasis pemantauan sinyal getaran. Sesuai dengan namanya, maka pada kegiatan predictive maintenance dilakukan kegiatan analisis dan diagnosis untuk prediksi kapan level getaran pada mesin yang sedang beroperasi akan melewati batas alarm serta informasi kemungkinan adanya cacat pada elemen rotasi yang menjadi sumber getarannya. Pada turbin sering ditemui kasus vibrasi yang melebihi dari batas standart yang telah ditentukan, dan terkadang malah akan menyebabkan unit menjadi trip. Untuk itu harus dicari penyebab kerusakan yang berpotensi menyebabkan tingginya level vibrasi yang dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai amplitudo yang sangat tinggi.




3.      Masalah Sumber Daya Manusia
            Masalah sumberdaya manusia pada bidang seni rupa sangat banyak sekali, ada SDM yang memiliki skill yang sangat tinggi dan ada juga SDM yang tidak memiliki skill. 1-2% penduduk indonesia yang memiliki skill sudah sangat cukup untuk membantu negara lewat usaha dibidang senirupa, sumber daya manusia harus dikembangkan agar bahan sumber daya alam yang melimpah dapat digunakan semaksimal mungkin dan diolah menjadi produk seni rupa, apabila sumber daya manusia yang minim dapat menyebabkan sumberdaya yang melimpah menjadi terbengkalai dan tidak bisa dimanfaatkan.
            Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara.
            Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
            Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.


4.      Masalah Pemasaran
            Masalah pemasaran dan lokasi penjualan yang strategis dan tekhnik penjualan. Apabila ingin mendirikan suatu perusahaan atau ingin membangun sebuah usaha sangat membutuhkan lokasi pemasaran yang strategis.
Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.
            Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain.
            Keputusan lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meski inovasi dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
           













B.   PEMECAHAN MASALAH

1.      Pemecahan Masalah Sumberdaya Alam
            Masalah sumber daya alam dapat dipecahkan dengan menghitung jenis bahan-bahan seni rupa, kemudian jumlah atau volumenya harus diketahui, dan mutunya juga harus diketahui, kita juga harus tahu untuk apa bahan atau sumberdaya alam itu digunakan. Adanya pengumpul baha, pengolah bahan dan pengguna bahan atau pemasaran bahan dapat membantu pemberdayaan sumberdaya alam. Permasalah sumberdaya alam juga dapat diselesaikan dengan teknologi pengolahan bahan-bahan senirupa apabila bahan sudah tersedia dapat membuat usaha-usaha senirupa semakin menumbuh.
 
  
            Dalam memanfaatkan sumber daya alam perlu dipertimbangkan nilai dan prinsip ekoefisiensi (ekonomi efisiensi), artinya dengan tenaga dan biaya untuk mengolah apakah barang tambang layak digali sehingga perlu diperhitungkan biaya penambangan, besarnya volume barang tambang, manfaat barang tambang, dan untung ruginya dalam pertimbangan pengelolaan barang tambang tersebut. Negara kita kaya akan barang tambang. Barang tambang tersebut menyebar di dalam bumi. Meskipun sudah ditemukan tempat-tempat tambang, namun sebenarnya banyak pula tempat yang belum diusahakan.
 
            Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.
 
            Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa.Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
            Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan kulit-kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan produk seni rupa.

2.      Pemecahan Masalah Skill dan Teknologi
            Pemecahan masalah skill dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan untuk mengolah bahan seni rupa yang melimpah, skill dan teori harus dapat dikuasai oleh para produsen seni rupa. Apabila skill tidak ditumbuhkan dapat mengakibatkan bahan-bahan menjadi terbengkalai karena tidak adanya sumber daya manusia yang mampu mengolah bahan-bahan seni rupa yang melimpah. Skill juga dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak atau mendirikan tempat-tempat praktek pengolahan bahan senirupa seperti laboratorium senirupa, galeri senirupa dan lain-lain, agar sumberdaya manusia menjadi tertarik untuk mempelajari bagaimana cara mengolah bahan-bahan senirupa. Skill dapat ditumbuhkan dengan alat atau teknologi yang lengkap dan memadai.

3.      Pemecahan Masalah Sumber Daya Manusia
            Masalah Sumberdaya manusia dapat dipecahkan salah satunya dengan cara mendirikan atau melalui pendidikan dibidang seni rupa, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, ada tahap mengembangkan sumberdaya manusia, yaitu “bersih-bersih, indah-indah, nyeni-nyeni, dan uang-uang”. Untuk pengembangan lokasi dengan membuka pendidikan seni rupa daoat meninggikan jumlah tenaga kerja maupun wirausaha dibidang senirupa. Sumber daya manusia akan tumbuh apabila didorong melalui pendidikan seni rupa. Dengan mengadakan pameran lebih sering juga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan bagi setiap sumberdaya manusia, dan juga memperbanyak galeri seni rupa, dengan mengajarkan sekill kreatif pada setiap sumberdaya manusia dapat memperbanyak jumlah tenaga kerja
.
           
            Pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Di sisi lain Paul (1987) dalam Prijono dan Pranarka (1996) mengatakan bahwa pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan pada kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap ”proses dan hasil-hasil pembangunan.”Sedangkan konsep pemberdayaan menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatif menekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untuk melindungi kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung melalui partisipasi, demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengamatan langsung.
            Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu.
            Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu (Sumodiningrat, Gunawan, 2002); pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
            Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusisosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan demokrasi.
            Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
            Pemberdayaan masyarakat Indonesia merupakan proses intervensi untuk membangkitkan masyarakat Indonesia. Kewirausahaan di bidang industri kreatifsangat potensi untuk memotivasi masyarakat untuk lebih berdaya guna. Kewirausahaan telah banyak dilakukan sebagai salah satu satu strategi atau model dalam pemberdayaan masyarakat.

4.      Pemecahan Masalah Lokasi Pemasaran
            Masalah lokasi pemasaran dapat dipecahkan dengan cara meneliti epadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi pasar usaha yang ingin Anda geluti. Anda bisa menanyakan kepada franchisor kriteria lokasi seperti apa yang tepat untuk usaha tersebut. Berapa total jumlah penduduk atau rumah tangga yang berada dalam wilayah pemasaran Anda? Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat. Karena itu, perlu Anda cermati bagaimana penghasilan penduduk di area pemasaran Anda. Anda perlu mengetahui, berapa rata-rata pendapatan keluarga di area itu? Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual. Berapa income penduduk yang ditargetkan dari usaha Anda? Apakah market setempat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise Anda? Pastikan kita melihat usaha yang berada di lokasi yang akan kita pilih. Kita juga perlu meneliti kompetitor di dekat lokasi yang akan kita pilih. Apakah franchise yang kita pilih mampu bersaing dengan mereka? Ada beberapa tipe tempat yang bisa dipilih untuk usaha Anda seperti mal, sentra usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya. Anda perlu menanyakan, apakah kebanyakan franchisee yang sukses berada di lokasi mal, ruko, pemukiman penduduk, dll. Franchisor harus dapat memberikan informasi mengenai tipe-tipe tempat ini.  Berapa banyak kendaraan yang lalu lalang di lokasi itu per harinya? Apakah orang yang lalu lalang akan dapat melihat signboard Anda? Apakah lokasinya mudah diakses?  Jika lokasi berada di bagian mal, kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Bisa saja lokasi yang jarak tempuhnya sangat jauh menjadi kontra produktif buat karyawan Anda. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat dengan akses kendaraan umum untuk mempermudah karyawan dalam bekerja.  Pertimbangkan juga tingkat kompetisi usaha yang ingin Anda jalankan. Jika di lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis buat Anda. Perlu juga Anda mengenal apa kompetisi yang terdekat dengan usaha Anda?. Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
            Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda yang sedang mencari lokasi usaha.




























C.   KESIMPULAN DAN SARAN

            Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa sumberdaya alam yang melimpah dapat kita manfaatkan sedemikian rupa dengan cara mengolah bahan mentah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Sumber daya manusia dapat kita tingkatkan memalui pendidikan seni rupa baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Masalah skill dapat terselesaikan dengan cara sering melatih sumberdaya manusia dalam mengolah bahan-bahan senirupa yang berlimpah menjadi bahan produksi yang diminati dipasaran. Lokasi pemasaran dapat kita lihat melalui penelitian yang kita lakukan, beberapa diantaranya adalah dengan meneliti jumlah penduduk, pendapatan penduduk, keamanan tempat lokasi pemasaran dan lain-lain.
            Saran saya semoga semua sumber daya alam atau bahan-bahan mentah seni rupa dapat dimanfaatkan oleh sumberdaya manusia agar sumber daya alam yang melimpah tidak terbengkalai, dan semoga pemerintah semakin memperbanyak tempat-tempat pendidikan seni rupa dan lebih sering membuka pameran atau membuka lebih banyak galeri, agar sumber daya manusia semakin banyak dan dapat mengolah bahan-bahan yang melimpah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran.
















PENUTUP
            Dengan selesainya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca dan saya sendiri tentunya sebagai penyusun, semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat menyadarkan kami sebagai mahasiswa agar lebih fokus untuk menjadi seorang wirausaha pada bidang seni rupa tentunya, dan semoga kami sebagai mahasiswa seni rupa dapat mengolah bahan-bahan seni rupa yang sangat melimpah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Ibarat tak ada gading yang tak retak makalah ini juga masih banyak memiliki kekurangan, saya sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca. Terimakasih.

ORNAMEN

BAB 1
PENGERTIAN ORNAMEN

Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi. Sedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornament adalah suatu hiasan (elemen dekorasi) yang diperoleh dengan meniru atau mengembangkan bentuk-bentuk yang ada di alam. Ornamen merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita, baik dalam bangunan, pakaian, peralatan rumah tangga, perhiasan benda dan produk lainnya. Keberadaan ornamen telah ada sejak jaman prasejarah dan sampai sekarang masih dibutuhkan kehadirannya sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan manusia akan rasa keindahan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup (falsafah hidup) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.
Dalam Ensiklopedia Indonesia  p. 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang)
Pendapat lain menyebutkan bahwa : Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. (Susanto, 2003). Pendapat iniagak luas, ornamen tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu benda/produk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni (lukisan, patung, grafis), sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi juga dipahat, dan dicetak.
Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan  lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.















BAB 2
SEJARAH PERKEMBANGAN
ORNAMEN

Keberadaan ornamen atau gambar hias/ragam hias/motif hias sudah ada sejak jaman prasejarah tepatnya pada jaman batu muda yang terdapat pada alat alat dari batu yang di beri hiasan sederhana berupa goresan-goresan.
Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembangan seni sejalan dengan perkembangan penalaran pandangan hidup manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya warisan budaya yang turun temurun, diantaranya adalah seni ornamen atau seni hias yang mampu hidup dan berkembang ditengah masyarakat dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual sebagai pelengkap rasa estetika dan pengungkapan simbol-simbol tertentu. Ornamen tradisional merupakan seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut aturan-aturan, norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan terlebih dahulu dan telah menjadi suatu kesepakatan bersama yang akirnya diwariskan secara turun temurun. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap karya seni yang telah mengalami masa perkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh masyarakat merupakan suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang harus ditaati, baik teknik maupun pengungkapannya. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuklqwyK_HPnf5jVfCbfbzwGiDP3CCbchOgCkjp61xZkLbeO13Pp6oUOBviq4BuLi0b5oonro_Neqx8lqu2yyJ7-A9Mq7ER55SDGCb6Mu_dSHPj10rs63Jrg0yqWMRKtqKO2q0Lvk-vIM/s1600/ornamen-290x290.jpg

Perjalanan sejarah ornamen tradisional sudah cukup lama berkembang, berbagai macam pengaruh lingkungan dan budaya lain justru semakin menambah perbendaharaan seni rupa, khusunya seni ornamen atau seni hias. sehingga akhirnya munculah berbagai ornamen yang bersifat etnis dan memiliki ciri khas tersendiri. Ornamen Tradisional yang masih hidup dimasyarakat, memiliki ciri khas tertentu, antara lain :
  1. Seragam
  2. Kolektif (sekumpulan motif dari beberapa daerah yang membentuk menjadi satu kesatuan utuh sebagai motif daerah tertentu)
  3. Komunal (motif yang dimiliki oleh daerah tertentu)
  4. Koperatif (kemiripan motif yang dipakai oleh masyarakat dalam daearah tertentu)
  5. Konservatif
  6. Intuitif
  7. Ekologis
  8. Sederhana
Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penggunaan istilah motif geometris dan organis yang diterapkan pada suatu bidang benda., baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Motif-motif tersebut memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan sebagai smbol-simbol tertentu. Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia tentang seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan mejadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun.
Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanya bentuk ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh masyarakat serta adanya bentuk ornamen yang tidak diminati oleh masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. Motif Geometris, merupakan jenis bentuk yang dipakai sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan ornamen, yang berfungsi untuk menunjukan perhatian, mengenali, dan memberikan kesan perasaan. 





















BAB 3
FUNGSI ORNAMEN

1.              Fungsi Dengan Makna Simbolis
Fungsi dengan makna simbolis maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung phonik sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.

2.              Fungsi Sebagai Hiasa
Fungsi sebagai hiasan maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang)  pada alat transportasi dan sebagainya.
                Ornamen juga berfungsi sebagai pendukung konstruksi, pembatas, simbol,,sebagai hiasan pada suatu gambar atau rencana hiasan pada karya tiga dimensional, maupun dua dimensional misaInya sebagai hiasan tepi, hiasan sudut baik karya dua maupun tiga dimensional. dengan tujuan utama menambah keindahan benda yang ditempati. Ornamen menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut.





BAB4
PRINSIP-PRINSIP
ORNAMEN

1.              Harus Ada Pola ( Motif )
        Pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain. Jadi, pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif. Pola berfungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan bentuk artinya sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari bentuk/motif yang dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang diungkapkan.
Pola biasanya terdiri dari :
a.               Motif pokok..
b.              Motif pendukung/piguran.
c.               Isian /pelengkap.
Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya ornamen. Motif  dalam ornamen meliputi:
a.               Motif Geometris
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)

 

b.              Motif tumbuh-tumbuhan
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu)  tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.

c.               Motif binatang
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.

d.             Motif manusia
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.

e.               Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.

f.                Motif Kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain
Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.


2.              Pola Harus Berulang-Ulang

        Penyusunan pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara berulang-ulang, jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif lainnya. Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah :
·                  Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas dan bawah adalah sama.
·                  Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri, atas-bawah) tidak sama.
·                  Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.
·                  Bebas atau kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi.

3.              Bentuk Dekoratif
                Bentuk gambar pola disebut dekoratif ( pengubahan bentuk ) tapi tidak selalu dapat digunakan. Bentuk dekoratif adalah bentuk alamiah yang diubah dengan tujuan memperindah bentuk tanpa menghilangkan bentuk aslinya. Beberapa cara atau gaya yang dijadikan konsep dalam pembuatan karya ornamen adalah sebagai berikut:
a.               Realis atau naturalis pembuatan motif ornamen yang berusaha mendekati atau  mengikuti  bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk alami yang dimaksud berupa bentuk binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda alam lainnya.
b.              Stilirisasi atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan gubahan atau merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri khas dari bentuk yang digubah/distilirisasi, atau dengan menggayakan bentuk tertentu menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi adalah binatang, tumbuhan, manusia, dan benda alam lainnya.
c.               Kombinasi atau kreasi yaitu motif yang dibuat dengan mengkombinasikan beberapa bentuk atau motif, yang merupakan hasil kreasi dari senimannya. Motif yang tercipta dengan cara ini biasanya mewakili karakter atau identitas individu penciptanya (idealisme).



4.              Bentuk

1.              Bentuk Konvensional
                Bentuk Konvensional adalan suatu pola yang bentuknya telah dimufakati. Contohnya adalah ragam hias tradisional. Bentuk konvensional terikat pada bentuk, warna, ukuran, letak, dan makna simbol.
2.              Bentuk Inkonvensional
                Bentuk inkonvensional adalah kebalikan daripada bentuk konvensional yaitu bersifat indivudu dan tidak terikat pada permufakatan.


















BAB 5
POLA (MOTIF ORNAMEN)

                Berdasarkan periode dan ciri-ciri yang ditampilkan, karya seni ornamen memiliki beberapa corak yaitu: Ornamen Primitif, Ornamen Klasik, Ornamen Tradisional, dan Ornamen Modern. Ornamen Primitif  yaitu karya seni ornamen yang diciptakan pada zaman purba atau zaman primitif. Ciri-ciri umum dari seni ornamen primitif adalah sederhana, tegas, kaku, cendrung bermotif geometris, goresan spontan, biasanya mengandung makna simbolik tertentu. Sedangkan komposisi yang diterapkan biasanya berderet, sepotong-sepotong, berulang, berselang-seling, dan sering juga dijumpai penyusunan secara terpadu. Karya seni primitif memberi gambaran kesederhanaan dan gambaran perilaku masyarakat pada zaman itu. Seni primitif bersifat universal karena ciri-ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia. Sedangkan orrnamen klasik adalah hasil karya seni ornamen yang telah mencapai puncak-puncak perkembangannya atau telah mencapai tataran estetis tertinggi, sehingga sulit dikembangkan lebih lanjut. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem yang standard, struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang telah baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang terpenting telah diterima eksistensinya tanpa mengalami perubahan lagi. Contohnya ornamen Majapahit, Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta, Madura, mataram dan lain-lain. Seni klasik bersifat kedaerahan karenanya masing-masing daerah memiliki ragam hias klasik dengan corak dan ciri-ciri tersendiri.
1.              Tradisional
Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai sesuatu yang dapat memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari masa ke masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya dalam hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan pembauran dari seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut tergantung dari sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih dominan. Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta, Pekalongan beberapa daerah lainnya lebih dominan bersumber pada corak motif klasik, sedangkan motif tradisional Irian jaya, toraja, motif suku dayak dan motif Kalimantan corak primitifnya lebih menonjol. Ornamen tradisonal bersifat kolektif.

2.              Modern
Ornamen modern atau Kontemporer yaitu karya seni ornamen yang merupakan hasil kreasi atau ciptaan seniman yang baru dan lepas dari kaidah-kaidah tradisi, klasik atau primitif. Ornamen ini bersifat individu. Poses dan terciptanya seni ornamen modern terkadang bertolak atau mengambil inspirasi dari seni primitif atau tradisional atau merupakan hasil inovasi/kreativitas seniman secara pribadi, sehingga karya yang tercipta merupakan cerminan pribadi senimannya.
                Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena selera individu.