BAB 1
PENGERTIAN ORNAMEN
Istilah ornamen
berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi.
Sedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum
ornament adalah suatu hiasan (elemen dekorasi) yang diperoleh dengan meniru
atau mengembangkan bentuk-bentuk yang ada di alam. Ornamen merupakan salah satu
bentuk karya seni rupa yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita, baik dalam
bangunan, pakaian, peralatan rumah tangga, perhiasan benda dan produk lainnya.
Keberadaan ornamen telah ada sejak jaman prasejarah dan sampai sekarang masih
dibutuhkan kehadirannya sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan manusia akan
rasa keindahan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut
segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindahan suatu barang sehingga
lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula
nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan
pandangan hidup (falsafah hidup) dari manusia atau masyarakat pembuatnya,
sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam,
dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.
Dalam
Ensiklopedia Indonesia p. 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya
geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu
hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur.
Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang
dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk,
tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya
pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal
ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut
hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut
mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi
aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada
benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai
gajah/motif kaki elang)
Pendapat
lain menyebutkan bahwa : Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar,
dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada
suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai
bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur
yang ada didalam. (Susanto, 2003). Pendapat iniagak luas, ornamen tidak hanya
dimanfaatkan untuk menghias suatu benda/produk fungsional tapi juga sebagai
elemen penting dalam karya seni (lukisan, patung, grafis), sedangkan teknik
visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi
juga dipahat, dan dicetak.
Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).
Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya
dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan
suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait
dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.
BAB 2
SEJARAH
PERKEMBANGAN
ORNAMEN
Keberadaan ornamen atau gambar hias/ragam hias/motif hias sudah ada sejak
jaman prasejarah tepatnya pada jaman batu muda yang terdapat pada alat alat
dari batu yang di beri hiasan sederhana berupa goresan-goresan.
Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembangan seni sejalan
dengan perkembangan penalaran pandangan hidup manusia. Hal ini dibuktikan
dengan adanya warisan budaya yang turun temurun, diantaranya adalah seni
ornamen atau seni hias yang mampu hidup dan berkembang ditengah masyarakat dan
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu
ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual sebagai pelengkap rasa
estetika dan pengungkapan simbol-simbol tertentu. Ornamen tradisional merupakan
seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut
aturan-aturan, norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan terlebih
dahulu dan telah menjadi suatu kesepakatan bersama yang akirnya diwariskan
secara turun temurun. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap karya seni
yang telah mengalami masa perkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh
masyarakat merupakan suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang harus
ditaati, baik teknik maupun pengungkapannya.
Perjalanan sejarah ornamen tradisional sudah cukup lama berkembang,
berbagai macam pengaruh lingkungan dan budaya lain justru semakin menambah
perbendaharaan seni rupa, khusunya seni ornamen atau seni hias. sehingga
akhirnya munculah berbagai ornamen yang bersifat etnis dan memiliki ciri khas
tersendiri. Ornamen Tradisional yang masih hidup dimasyarakat, memiliki ciri
khas tertentu, antara lain :
- Seragam
- Kolektif (sekumpulan motif
dari beberapa daerah yang membentuk menjadi satu kesatuan utuh sebagai
motif daerah tertentu)
- Komunal (motif yang dimiliki
oleh daerah tertentu)
- Koperatif (kemiripan motif
yang dipakai oleh masyarakat dalam daearah tertentu)
- Konservatif
- Intuitif
- Ekologis
- Sederhana
Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penggunaan istilah motif geometris
dan organis yang diterapkan pada suatu bidang benda., baik dua dimensi maupun
tiga dimensi. Motif-motif tersebut memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan
sebagai smbol-simbol tertentu. Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami
perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia tentang seni
dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang
dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ornamen
yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan mejadi
ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya
dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih
dahulu dan menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara
turun-temurun.
Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan
tingkat perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal
demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan
dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanya bentuk
ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh masyarakat serta adanya bentuk
ornamen yang tidak diminati oleh masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya
tetap dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu
seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan,
norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi kesepakatan
bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. Motif Geometris, merupakan
jenis bentuk yang dipakai sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan
ornamen, yang berfungsi untuk menunjukan perhatian, mengenali, dan memberikan
kesan perasaan.
BAB 3
FUNGSI ORNAMEN
1.
Fungsi Dengan Makna Simbolis
Fungsi
dengan makna simbolis maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai
fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di
dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya).
Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut
terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah
pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh
sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan
yang ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon
hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung phonik sebagai lambang keabadian,
motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.
2.
Fungsi Sebagai Hiasa
Fungsi
sebagai hiasan maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk
menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana
ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah
tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat
transportasi dan sebagainya.
Ornamen
juga berfungsi sebagai pendukung konstruksi, pembatas, simbol,,sebagai hiasan
pada suatu gambar atau rencana hiasan pada karya tiga dimensional, maupun dua
dimensional misaInya sebagai hiasan tepi, hiasan sudut baik karya dua maupun
tiga dimensional. dengan tujuan utama menambah keindahan benda yang ditempati. Ornamen
menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah
nilai finansial dari benda atau produk tersebut.
BAB4
PRINSIP-PRINSIP
ORNAMEN
1.
Harus Ada Pola ( Motif )
Pola adalah
suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan
komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara,
bali, mataram dan lain-lain. Jadi, pola adalah penyebaran atau penyusunan dari
motif-motif. Pola berfungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan
bentuk artinya sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari
bentuk/motif yang dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang
diungkapkan.
Pola biasanya terdiri dari :
a.
Motif pokok..
b.
Motif pendukung/piguran.
c.
Isian
/pelengkap.
Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen
pokok dalam seni ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan
suatu karya ornamen. Motif dalam ornamen meliputi:
a.
Motif Geometris
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)
b.
Motif tumbuh-tumbuhan
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
c.
Motif binatang
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.
d.
Motif manusia
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
e.
Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
f.
Motif Kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan
yang tidak terdapat pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa
dan lain-lain
Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil
daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar
dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa,
dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.
2.
Pola Harus Berulang-Ulang
Penyusunan
pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara berulang-ulang,
jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif
lainnya. Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah :
·
Simetris
yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas dan bawah adalah
sama.
·
Asimetris
yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri, atas-bawah) tidak
sama.
·
Pengulangan
yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.
·
Bebas atau
kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi.
3.
Bentuk Dekoratif
Bentuk
gambar pola disebut dekoratif ( pengubahan bentuk ) tapi tidak selalu dapat
digunakan. Bentuk dekoratif adalah bentuk alamiah yang diubah dengan tujuan
memperindah bentuk tanpa menghilangkan bentuk aslinya. Beberapa cara atau gaya
yang dijadikan konsep dalam pembuatan karya ornamen adalah sebagai berikut:
a.
Realis atau
naturalis pembuatan motif ornamen yang berusaha mendekati atau mengikuti
bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk
alami yang dimaksud berupa bentuk binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda
alam lainnya.
b.
Stilirisasi
atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan gubahan atau
merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri khas
dari bentuk yang digubah/distilirisasi, atau dengan menggayakan bentuk tertentu
menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi adalah
binatang, tumbuhan, manusia, dan benda alam lainnya.
c.
Kombinasi
atau kreasi yaitu motif yang dibuat dengan mengkombinasikan beberapa bentuk
atau motif, yang merupakan hasil kreasi dari senimannya. Motif yang tercipta
dengan cara ini biasanya mewakili karakter atau identitas individu penciptanya (idealisme).
4.
Bentuk
1.
Bentuk
Konvensional
Bentuk
Konvensional adalan suatu pola yang bentuknya telah dimufakati. Contohnya
adalah ragam hias tradisional. Bentuk konvensional terikat pada bentuk, warna,
ukuran, letak, dan makna simbol.
2.
Bentuk Inkonvensional
Bentuk
inkonvensional adalah kebalikan daripada bentuk konvensional yaitu bersifat
indivudu dan tidak terikat pada permufakatan.
BAB 5
POLA (MOTIF ORNAMEN)
Berdasarkan
periode dan ciri-ciri yang ditampilkan, karya seni ornamen memiliki beberapa
corak yaitu: Ornamen Primitif, Ornamen Klasik, Ornamen Tradisional, dan Ornamen
Modern. Ornamen Primitif yaitu karya
seni ornamen yang diciptakan pada zaman purba atau zaman primitif. Ciri-ciri
umum dari seni ornamen primitif adalah sederhana, tegas, kaku, cendrung
bermotif geometris, goresan spontan, biasanya mengandung makna simbolik
tertentu. Sedangkan komposisi yang diterapkan biasanya berderet,
sepotong-sepotong, berulang, berselang-seling, dan sering juga dijumpai
penyusunan secara terpadu. Karya seni primitif memberi gambaran kesederhanaan
dan gambaran perilaku masyarakat pada zaman itu. Seni primitif bersifat
universal karena ciri-ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia. Sedangkan orrnamen
klasik adalah hasil karya seni ornamen yang telah mencapai puncak-puncak
perkembangannya atau telah mencapai tataran estetis tertinggi, sehingga sulit
dikembangkan lebih lanjut. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem yang standard,
struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang telah baku dan
sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang terpenting telah diterima
eksistensinya tanpa mengalami perubahan lagi. Contohnya ornamen Majapahit,
Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta, Madura, mataram dan lain-lain. Seni klasik
bersifat kedaerahan karenanya masing-masing daerah memiliki ragam hias klasik
dengan corak dan ciri-ciri tersendiri.
1.
Tradisional
Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang
berkembang ditengah-tengah masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari
dan dilestarikan sebagai sesuatu yang dapat memberi manfaat (keindahan) bagi
kehidupan, dari masa ke masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni
klasik atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan
tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya dalam
hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan
pembauran dari seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran
tersebut tergantung dari sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi
kesan/corak yang lebih dominan. Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali,
Jogyakarta, Pekalongan beberapa daerah lainnya lebih dominan bersumber pada
corak motif klasik, sedangkan motif tradisional Irian jaya, toraja, motif suku
dayak dan motif Kalimantan corak primitifnya lebih menonjol. Ornamen tradisonal
bersifat kolektif.
2.
Modern
Ornamen
modern atau Kontemporer yaitu karya seni ornamen yang merupakan hasil kreasi
atau ciptaan seniman yang baru dan lepas dari kaidah-kaidah tradisi, klasik
atau primitif. Ornamen ini bersifat individu. Poses dan terciptanya seni
ornamen modern terkadang bertolak atau mengambil inspirasi dari seni primitif
atau tradisional atau merupakan hasil inovasi/kreativitas seniman secara
pribadi, sehingga karya yang tercipta merupakan cerminan pribadi senimannya.
Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena selera individu.
Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena selera individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar