PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1.
Masalah
Sumber Daya Alam
Begitu banyak sumber daya alam yang dapat digunakan untuk
bahan memproduksi seni rupa, misalnya seperti bambu, rotan, tanah liat dan
masih banyak lagi. Permasalahannya apabila bahan sumber daya alam sebanyak itu
tidak dimanfaatkan, kita harapkan mahasiswa dapat mengolah bahan-bahan sumber
daya alam yang sangat melimpah tersebut untuk diproduksi menjadi benda produksi
seni rupa.
Jika kita membahas lebih dalam lagi, masih banyak
permasalahan sumber daya alam dibidang senirupa contoh nya seperti kawasan
hutan, tempat dimana banyak kita dapatkan hasil-hasil hutan yang dapat kita
manfaatkan menjadi benda produksi seni rupa. Tapi kawasan hutan di Indonesia
saat ini sudah sangat terancam.
Struktur penguasaan kekayaan sumber
daya alam di Indonesia banyak didominasi oleh pengusaha besar dengan kekuatan
kapitalnya. Mereka dapat menguasai kawasan hutan, lahan dan pertambangan serta
mengeksploitasinya sampai jutaan hektar luasnya dan puluhan tahun masa konsesinya.
Sementara masyarakat setempat yang hidupnya mengandalkan sumber daya lahan
tersebut secara turun temurun sebelum negara berdiri, nasibnya justru menjadi
sengsara. Ketidakadilan distribusi penguasaan sumber daya alam ini sebagai
basis konflik sosial yang riil terjadi dalam kehidupan rakyat. Ketimpangan
pembangunan yang paling serius justru terjadi pada sub sektor kehutanan, antara
pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dengan rakyat. Sehingga rakyat tidak mampu
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah tersebut.
2. Masalah
Skill dan Teknologi
Sudah banyak produk seni rupa yang
diciptakan, tapi kondisinya ada yang sangat bermutu, bermutu, kurang bermutu,
tidak bermutu sampai sangat tidak bermutu, semua produk seni rupa yang
diciptakan tidak memiliki masalah bahan, hanya saja apabila skill dan teknologi
yang digunakan pada produk bermasalah dapat menyebabkan produk tersebut tidak
disenangi oleh konsumen, karena tidak memiliki kualitas, dan kelemahan bahan
dapat menyebabkan produk menjadi kurang berkualitas.
Perkembangan
teknologi di bidang industri memberikan pengaruh yang luas pada kegiatan
produksi di industri. Penggunaan teknologi yang canggih merupakan kebutuhan
dalam mencapai produk yang berkualitas, sehingga perawatan terhadap peralatan
(instrumen) di industri wajib untuk dilakukan. Salah satu metode perawatan yang
diterapkan di industri yang dilakukan adalah dengan mendeteksi dan mendiagnosis
kerusakan pada peralatan, sehingga kondisi peralatan dapat terpantau dengan baik.
Biasanya kegiatan perawatan pada mesin-mesin berputar (rotating machine)
dilakukan dengan menganalisa frekuensi getarannya, sehingga dapat diketahui
jenis kerusakannya. Tetapi cara tersebut masih memiliki kelemahan yaitu kurang
spesifiknya frekuensi yang didapat untuk setiap jenis kerusakan. Para ahli yang
mendesain dan menggunakan system diagnosis biasanya memiliki latar belakang
pengalaman dalam menganalisa mesin dinamis dan getaran. Ketika suatu mekanisme
berkerja dalam suatu mesin, maka getaran akan terjadi dengan sendirinya.
Getaran ini akan mentransmisikan melewati mesin dan akan menciptakan suatu
getaran pada permukaan luar mesin, hal ini mengakibatkan mesin tersebut
meradiasikan suara.
Perawatan
berbasis kondisi mesin (CBM : Condition Based Maintenance) adalah merupakan
metode perawatan dengan memantau kondisi mesin berdasarkan pemantauan beragam
obyek ukur pada mesin yang sedang beroperasi tersebut. Salah satu metode
perawatan yang termasuk dalam kelompok CBM adalah Predictive Maintenance
berbasis pemantauan sinyal getaran. Sesuai dengan namanya, maka pada kegiatan
predictive maintenance dilakukan kegiatan analisis dan diagnosis untuk prediksi
kapan level getaran pada mesin yang sedang beroperasi akan melewati batas alarm
serta informasi kemungkinan adanya cacat pada elemen rotasi yang menjadi sumber
getarannya. Pada turbin sering ditemui kasus vibrasi yang melebihi dari batas
standart yang telah ditentukan, dan terkadang malah akan menyebabkan unit
menjadi trip. Untuk itu harus dicari penyebab kerusakan yang berpotensi
menyebabkan tingginya level vibrasi yang dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai
amplitudo yang sangat tinggi.
3. Masalah
Sumber Daya Manusia
Masalah
sumberdaya manusia pada bidang seni rupa sangat banyak sekali, ada SDM yang
memiliki skill yang sangat tinggi dan ada juga SDM yang tidak memiliki skill.
1-2% penduduk indonesia yang memiliki skill sudah sangat cukup untuk membantu
negara lewat usaha dibidang senirupa, sumber daya manusia harus dikembangkan
agar bahan sumber daya alam yang melimpah dapat digunakan semaksimal mungkin
dan diolah menjadi produk seni rupa, apabila sumber daya manusia yang minim
dapat menyebabkan sumberdaya yang melimpah menjadi terbengkalai dan tidak bisa
dimanfaatkan.
Sumberdaya
manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni
bagaimana menciptakan yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya
saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi
yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan
daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan
intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara.
Masalah
SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang
didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya
keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan
investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial
dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari
rendahnya kualitas SDM.
Tingkat
pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan
angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2
%. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan
rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan
tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi
terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja
lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan
tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di
Indonesia.
4. Masalah
Pemasaran
Masalah
pemasaran dan lokasi penjualan yang strategis dan tekhnik penjualan. Apabila
ingin mendirikan suatu perusahaan atau ingin membangun sebuah usaha sangat
membutuhkan lokasi pemasaran yang strategis.
Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan
keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan
mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai
seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi
biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.
Keputusan
mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena
permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan
produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap
masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah,
tetapi memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan
menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau
pindah ke lokasi lain.
Keputusan
lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi
yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meski inovasi
dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi
yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian,
strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan
pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi
perusahaan.
B. PEMECAHAN
MASALAH
1. Pemecahan
Masalah Sumberdaya Alam
Masalah
sumber daya alam dapat dipecahkan dengan menghitung jenis bahan-bahan seni rupa,
kemudian jumlah atau volumenya harus diketahui, dan mutunya juga harus
diketahui, kita juga harus tahu untuk apa bahan atau sumberdaya alam itu
digunakan. Adanya pengumpul baha, pengolah bahan dan pengguna bahan atau
pemasaran bahan dapat membantu pemberdayaan sumberdaya alam. Permasalah
sumberdaya alam juga dapat diselesaikan dengan teknologi pengolahan bahan-bahan
senirupa apabila bahan sudah tersedia dapat membuat usaha-usaha senirupa
semakin menumbuh.
Dalam
memanfaatkan sumber daya alam perlu dipertimbangkan nilai dan prinsip
ekoefisiensi (ekonomi efisiensi), artinya dengan tenaga dan biaya untuk
mengolah apakah barang tambang layak digali sehingga perlu diperhitungkan biaya
penambangan, besarnya volume barang tambang, manfaat barang tambang, dan untung
ruginya dalam pertimbangan pengelolaan barang tambang tersebut. Negara kita
kaya akan barang tambang. Barang tambang tersebut menyebar di dalam bumi.
Meskipun sudah ditemukan tempat-tempat tambang, namun sebenarnya banyak pula
tempat yang belum diusahakan.
Tanah
termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang
pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk
hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait
dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa
komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber
daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan
penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.
Indonesia
dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia
mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik
pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang
agrikultur.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan
seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya
dapat ditemukan di Pulau Jawa.Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai
macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran,
cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil
perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku
minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku
tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
Sumber
daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan.
Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau
dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk
menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in
situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah
pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ
adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat
lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan
juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan kulit-kulit hewan
juga dapat digunakan sebagai bahan produk seni rupa.
2. Pemecahan
Masalah Skill dan Teknologi
Pemecahan
masalah skill dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan untuk mengolah bahan
seni rupa yang melimpah, skill dan teori harus dapat dikuasai oleh para
produsen seni rupa. Apabila skill tidak ditumbuhkan dapat mengakibatkan
bahan-bahan menjadi terbengkalai karena tidak adanya sumber daya manusia yang
mampu mengolah bahan-bahan seni rupa yang melimpah. Skill juga dapat
ditingkatkan dengan cara memperbanyak atau mendirikan tempat-tempat praktek
pengolahan bahan senirupa seperti laboratorium senirupa, galeri senirupa dan
lain-lain, agar sumberdaya manusia menjadi tertarik untuk mempelajari bagaimana
cara mengolah bahan-bahan senirupa. Skill dapat ditumbuhkan dengan alat atau
teknologi yang lengkap dan memadai.
3. Pemecahan
Masalah Sumber Daya Manusia
Masalah
Sumberdaya manusia dapat dipecahkan salah satunya dengan cara mendirikan atau
melalui pendidikan dibidang seni rupa, baik itu pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, ada tahap mengembangkan sumberdaya manusia, yaitu
“bersih-bersih, indah-indah, nyeni-nyeni, dan uang-uang”. Untuk pengembangan
lokasi dengan membuka pendidikan seni rupa daoat meninggikan jumlah tenaga
kerja maupun wirausaha dibidang senirupa. Sumber daya manusia akan tumbuh
apabila didorong melalui pendidikan seni rupa. Dengan mengadakan pameran lebih
sering juga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan bagi setiap sumberdaya
manusia, dan juga memperbanyak galeri seni rupa, dengan mengajarkan sekill
kreatif pada setiap sumberdaya manusia dapat memperbanyak jumlah tenaga kerja
.
Pemberdayaan
(empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan
kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong
mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Di sisi
lain Paul (1987) dalam Prijono dan Pranarka (1996) mengatakan bahwa
pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan
kesadaran politis dan kekuasaan pada kelompok yang lemah serta memperbesar
pengaruh mereka terhadap ”proses dan hasil-hasil pembangunan.”Sedangkan konsep
pemberdayaan menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatif
menekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untuk
melindungi kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi,
langsung melalui partisipasi, demokrasi dan pembelajaran sosial melalui
pengamatan langsung.
Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai
sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people centred, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers,
1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih
lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak
dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep
pertumbuhan di masa yang lalu.
Dalam
upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu
(Sumodiningrat, Gunawan, 2002); pertama, menciptakan suasana atau iklim
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik
tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali
tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya
untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah
lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.Perkuatan ini
meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input),
serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang
akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi
penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.
Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan,
dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.
Demikian pula pembaharuan institusi-institusisosial dan pengintegrasiannya ke
dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting
disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan
yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan
masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan
demokrasi.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti
melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh
karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya
dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau
menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan
melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas
yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin
tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya
setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya
dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan
diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
Pemberdayaan
masyarakat Indonesia merupakan proses intervensi untuk membangkitkan masyarakat
Indonesia. Kewirausahaan di bidang industri kreatifsangat potensi untuk
memotivasi masyarakat untuk lebih berdaya guna. Kewirausahaan telah banyak
dilakukan sebagai salah satu satu strategi atau model dalam pemberdayaan
masyarakat.
4. Pemecahan
Masalah Lokasi Pemasaran
Masalah
lokasi pemasaran dapat dipecahkan dengan cara meneliti epadatan penduduk
menjadi salah satu indikator besarnya potensi pasar usaha yang ingin Anda
geluti. Anda bisa menanyakan kepada franchisor kriteria lokasi seperti apa yang
tepat untuk usaha tersebut. Berapa total jumlah penduduk atau rumah tangga yang
berada dalam wilayah pemasaran Anda? Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan
atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang
cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko
kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut.
Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba
usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para
konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.Jika kepadatan penduduk tidak
linear dengan daya beli masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat.
Karena itu, perlu Anda cermati bagaimana penghasilan penduduk di area pemasaran
Anda. Anda perlu mengetahui, berapa rata-rata pendapatan keluarga di area itu? Besar
pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha
yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan
berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha
dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya
belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin
menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah
jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena
konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan
memperhatikan kualitas produk yang dijual.
Berapa income penduduk yang ditargetkan dari usaha Anda? Apakah market
setempat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise Anda?
Pastikan kita melihat usaha yang berada di lokasi yang akan kita pilih. Kita
juga perlu meneliti kompetitor di dekat lokasi yang akan kita pilih. Apakah
franchise yang kita pilih mampu bersaing dengan mereka? Ada beberapa tipe
tempat yang bisa dipilih untuk usaha Anda seperti mal, sentra usaha, perumahan,
pinggir jalan dan sebagainya. Anda perlu menanyakan, apakah kebanyakan
franchisee yang sukses berada di lokasi mal, ruko, pemukiman penduduk, dll.
Franchisor harus dapat memberikan informasi mengenai tipe-tipe tempat ini. Berapa banyak kendaraan yang lalu lalang di
lokasi itu per harinya? Apakah orang yang lalu lalang akan dapat melihat
signboard Anda? Apakah lokasinya mudah diakses? Jika lokasi berada di bagian mal, kebanyakan
pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Bisa saja
lokasi yang jarak tempuhnya sangat jauh menjadi kontra produktif buat karyawan
Anda. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat dengan akses kendaraan
umum untuk mempermudah karyawan dalam bekerja. Pertimbangkan juga tingkat kompetisi usaha
yang ingin Anda jalankan. Jika di lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang
menawarkan produk sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis buat
Anda. Perlu juga Anda mengenal apa kompetisi yang terdekat dengan usaha Anda?. Lokasi
usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu
meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan
usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa
mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang
ada di lokasi kurang aman.
Sebelum
membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau
yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa
dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin
gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan
usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan
hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda
yang sedang mencari lokasi usaha.
C. KESIMPULAN
DAN SARAN
Dari
uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa sumberdaya alam yang melimpah dapat
kita manfaatkan sedemikian rupa dengan cara mengolah bahan mentah menjadi
produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Sumber daya manusia dapat kita
tingkatkan memalui pendidikan seni rupa baik itu pendidikan formal maupun
nonformal. Masalah skill dapat terselesaikan dengan cara sering melatih
sumberdaya manusia dalam mengolah bahan-bahan senirupa yang berlimpah menjadi
bahan produksi yang diminati dipasaran. Lokasi pemasaran dapat kita lihat
melalui penelitian yang kita lakukan, beberapa diantaranya adalah dengan
meneliti jumlah penduduk, pendapatan penduduk, keamanan tempat lokasi pemasaran
dan lain-lain.
Saran
saya semoga semua sumber daya alam atau bahan-bahan mentah seni rupa dapat
dimanfaatkan oleh sumberdaya manusia agar sumber daya alam yang melimpah tidak
terbengkalai, dan semoga pemerintah semakin memperbanyak tempat-tempat
pendidikan seni rupa dan lebih sering membuka pameran atau membuka lebih banyak
galeri, agar sumber daya manusia semakin banyak dan dapat mengolah bahan-bahan
yang melimpah menjadi produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran.
PENUTUP
Dengan
selesainya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca dan saya sendiri
tentunya sebagai penyusun, semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat
menyadarkan kami sebagai mahasiswa agar lebih fokus untuk menjadi seorang
wirausaha pada bidang seni rupa tentunya, dan semoga kami sebagai mahasiswa
seni rupa dapat mengolah bahan-bahan seni rupa yang sangat melimpah menjadi
produk-produk seni rupa yang diminati dipasaran. Ibarat tak ada gading yang tak
retak makalah ini juga masih banyak memiliki kekurangan, saya sangat menerima
kritik dan saran dari para pembaca. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar